Wednesday 24 January 2018

Rasanya 21 dan Gempa Bumi

Ketika usia kita bertambah, sadar atau tidak, dunia kita juga berubah. 0-12 bulan baru bisa bilang ma-ma, 3 tahun bicara tentang kartun di TV swasta, 7 tahun sekolah pertama, 10 tahun kita berbicara tentang sepeda, 13 tahun tentang studiwisata, 15 tahun tentang teman dan segala macam perkaranya, 17 tahun tentang KTP pertama, 20 tahun tentang kuliah yang nyatanya berbeda dari yang dipikirkan dahulu kala, dan 21 tentang....?

Agama, wisuda, cinta, keluarga, harta, tahta, SDua (S2), implikasi sosial untuk bangsa dan negara ya minimalnya tetangga lah.....dan tak terhingga. Dunia akhirat.

Sampai, ada satu titik di mana saya ingin bilang
"What the hell with 20s"
Kemudian paginya sadar, dan bilang
"Harusnya ga boleh bilang what the hell."

Nampaknya, perkara hidup dibicarakan. Takut-takut salah ambil langkah dan salah atur prioritas. Terlepas dari Tuhan yang telah mengatur segala rezeki, kita tetap harus menentukkan bukan?
---
Hari ini terlalu banyak informasi yang harus saya proses: dokumen magang, skripsi, teman yang mau nikah (sambil menghitung ini teman yang ke berapa), pendaftaran MT, life plan mau gimana, teman yang sangat progresif sudah daftar kerja padahal lulus masih lama, Agustus sih kayaknya.

It just feels like 21.

Dan saya cuma tarik napas dan bilang dalam hati
"Capek ga sih mikirin dunia mulu"
"Iya"
"Ya gitu, semakin dikejar semakin banyak kurang"
"Apalagi kalo sambil liat orang"
"Ya bener. Nggak sehat itu"
"Terus kan kataya hidup cuma sebentar"

Kemudian saya tarik napas lagi, kali ini dihempaskan dengan berat.
"Iya hidup cuma sebentar"

Kemudian gempa. Saya pikir saya yang pusing dan ingin pingsan. Tapi ternyata orang-orang turun berkeliaran.

Gempa. Bumi.

Beneran kan hidup sementara.

Sambil jalan ke luar gedung, saya sambil mikir kata-kata yang pernah saya denger di YouTube:
"Semakin kamu kejar dunia, maka Allah akan buat kamu semakin haus dengan dunia. Bukan berarti dunia itu nggak penting. Penting lah. Tapi harus seimbang. Dengan apa? Dengan FAITH, IMAN. Kamu beriman bahwa Allah udah atur semuanya, bahkan sampai kapan kamu meninggal, maka kamu akan merasa tenang. Jadi fokus untuk kerjakan apa yang di depan, tidak overthinking bahkan takut. Karena apa? Karena Allah sudah tentukan semuanya. Ga mungkin tertukar. Tenang, tentram."

Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. ar-Ra'd [13]: 28)




Read More