Sunday, 9 October 2016

Tentang Kapal, Dermaga, dan Hati yang Patah

"Aku sudah beri tahu kamu, Nak. Kapal itu tidak akan berlabuh di dermaga ini."

Tapi kemarin angin bilang padaku, katanya kapal itu akan merapat. Sungguh. Aku merasakannya. Sangat dekat. Sangat dekat. Aku bisa melihatnya hampir merapat.

Dia hanya lewat. Tapi dia sudah merencanakan di dermaga mana dia akan merapat. Dia sudah merencanakan kapan dia akan merapat.

Dia...sudah memilih dermaga yang tepat?

Dan kamu harus bersiap, bila waktu itu datang, saat kapal  itu merapat pada dermaga pilihannya. Maka kamu harus...

foto dari sini
Apa yang harus aku siapkan? Kapal lain merapat pada ku? Pada dermaga ini?

Bukan. Tapi kamu harus sadar, tidak hanya ada satu dermaga pada samudra yang luas. Dan dermaga satu akan berganti dengan dermaga lain. Kamu memiliki batas waktu.

Batas waktu? Batas waktu untuk menunggu kapal idaman merapat?

Bukan, tetapi batas waktu hidupmu sebagai dermaga. Ketahuilah, bila Tuhan menciptakan kapal, dermaga, samudra, dan cinta di antaranya dengan begitu sempurna. Jangan membuatnya menjadi sempit.

 dermaga hanya diam

bila kamu jadi dermaga yang menjadi hidup bagi manusia di sekitarmu dan kamu letakkan cintamu tepat di situ, ya di situ,  maka mengapa masih menunggu kapal idamanmu merapat?

Kenapa tidak?

Karena Tuhan, sesungguhnya, akan meniupkan angin untuk mengantarkan sebuah kapal, yang didorong oleh  ombak, yang akan merapat pada dermaga ini, padamu.


Maka, dermaga dan samudra, saat itu, saling memilin doa terbaik, memilin dengan baik, Agar tidak terbalik.

---

Li, not the expectation is wrong. That  how you set your expectation is wrong. 
Life is a lot of love. Then, you choose what love you wanna live in.

--- 

Jakarta, 10-10-2016
21 hari sebelum 20 tahun.
Tuhan selalu tidak bosan memberi saya pelajaran untuk lebih dewasa dan bijak dalam melihat dunia.
Maka, hanya kepada-Mu, segala harapan bermula dan berujung.

gamabar dari sini











No comments: