Monday 21 May 2018

Menjadi Kakak

Kita hidup bermain banyak peran: menjadi anak, menjadi teman, menjadi orang tua, menjadi guru, menjadi (isi dengan pekerjaan kalian masing-masing), menjadi mahasiswa, menjadi...kakak.

Baru selama 21 tahun saya hidup, hari ini saya menyadari satu hal besar di hidup saya. I'm not a good older sister yet. 

Banyak buku yang membahas 'Bagaimana cara menjadi orang tua yang baik', 'bagaimana cara menjadi guru yang baik' atau apapun berdasarkan profesi masing-masing, 'bagaimana menjadi teman yang baik', 'bagaimana menjadi pasangan yang baik'.

Tapi yang luput dan belum pernah saya baca adalah
'Bagaimana menjadi kakak yang baik?'

Malam ini, deep talk saya dengan 2 teman saya lain (yang sama sama menjadi anak pertama di keluarga dan memiliki adik) adalah tentang menjadi kakak yang baik.

Kami sama-sama sepakat bahwa peran kakak adalah peran yang sangat dibutuhkan, sama seperti orang tua. Seharusnya, family functioning itu terjadi bukan hanya pada lingkup orang tua ke anak, melainkan dari kakak ke adik atau sebaliknya.
Karena?
Ya karena kita keluarga. Kita satu kesatuan yang memang harus saling menguatkan satu sama lain, bukan terus menerus dikuatkan dan menunggu orang tua untuk melakukannya.
Contohnya sesimpel bercerita. Kamu bisa dengarkan adikmu bercerita, atau mulai lah lebih dahulu. Tidak perlu bilang ke orang tua 'bu/pak, itu adek mau cerita'.
No.
You
Can
Start
With
Your
Own
Self.

Mulai cerita dari hal paling tidak penting, acara tv kesukaannya, apa yang dilakukan hari itu, lalu masuk ke cerita yang lebih dalam atau masalahnya.

Menjadi kakak adalah menjadi pendengar.
Pastikan kamu menjadi tempat yang nyaman untuk mereka bercerita. Ketika mereka belum mau bercerita, maka mulai lah dari kamu. It may take day even years, but keep trying.

Menjadi kakak adalah  menjadi tempat untuk memberikan kepercayaan dan dipercaya.

Menjadi kakak adalah belajar menjadi orang tua.

Menjadi kakak adalah menjadi tempat belajar dan mengerti bahwa ada hal lain di dunia ini yang lebih penting dari diri sendiri.

Menjadi kakak adalah menjadi mengerti bahwa ada orang yang harus kita lindungi.
Ya, dengan bertambah ganasnya dunia ini dari efek samping penggunaan internet, pergaulan remaja masa kini, dan lainnya, hati kakak mana yang tidak khawatir terhadap adiknya?
Walaupun pada akhirnya, kita sebagai kakak lah yang tentukan apakah rasa khawatir itu akan berubah menjadi tindakan atau hanya sebatas rasa. 

Saya juga belum menjadi kakak yang baik.
Tapi, tidak pernah ada kata terlambat untuk berubah menjadi kakak yang baik.

Saya akan tutup tulisan ini dengan salah satu kutipan yang pernah saya dengar:
"we will only have each other when mom and dad go back to God. Kita hanya punya satu sama lain, ketika orang tua kita 'pulang'."

----





No comments: