Friday 10 August 2018

20 Jam di Pesawat | #AmericaDay1

Bismillahirrahmanirrahhim

Hari pertama menapakkan kaki di Amerika! Jujur saja, ini merupakan salah satu dreams come true saya untuk datang ke belahan bumi lain dengan perbedaan waktu 12 jam dari Indonesia. Thanks to Allah for this opportunity! Alhamdulillah.
Saya akan tinggal 27 hari di sini di 3 kota: Little Rock, Washington DC, dan New York City bersama teman baru saya, Evelyn dari ITB.
Hari pertama saya habiskan 20 jam di pesawat dari Indonesia menuju Amerika. It was such a long long flight, but fun! Here is the story

9 Agustus 2018
Jakarta, Indonesia ke Tokyo, Jepang

Prayer Room di Narita
06.45 pesawat take off dari bandara Soetta, Indonesia menuju bandara Narita, Jepang untuk transit pertama. Maskapai yang digunakan adalah Japan Airline (JAL). Well, I have nothing to say except GREAT for this flight. Semuanya nyaman, makanannya enak (jujur, lebih enak dari Garuda padahal Garuda juga sudah enak kan? hehe), entertainment on board-nya juga update, pramugarinya ramah dan free drinksnya tidak hanya satu dua kali (kalau tidak salah waktu flight saya ke Korea pakai Garuda, saya hanya dapat free drink sekali ya, but I'm not sure). Sayangnya, saya tidak dapat window seat jadi kurang lengkap hehe.
Saya tidak mempermasalahkan makanan halal di JAL karena apabila flight dari Indonesia, makanannya (daging-dagingannya) insyaa Allah masih halal.
Setelah 7 jam perjalanan, sampailah di Jepang pada pukul 04.25 sore waktu Jepang (perbedaan waktu 2 jam lebih cepat dari Indonesia).
Di Narita, saya mencari tempat solat untuk dzuhur dan ashar. Alhamdulillah, bandara menyediakan Prayer Room yang sangat nyaman untuk solat. Dan hanya ada saya di tempat solat tersebut hehehe.

tampak dalam Prayer Room di Narita

 Tokyo, Jepang ke Dallas, Texas, Amerika


pesawat AA untuk penerbangan 12 jam!
Transit di Narita kurang lebih satu setengah jam dilanjutkan dengan penerbangan menuju Texas, Amerika selama DUA BELAS JAM, yup 12 jam di pesawat! Penerbangan terlama yang pernah saya jalani. Maskapai yang digunakan adalah American Airlines (AA). Take off dari Narita sekitar jam 06.40 sore waktu Jepang. Pada penerbangan kali ini, saya tidak duduk bersama Evelyn dan berita baiknya adalah saya mendapat window seat! Yeay!







Di perjalanan 12 jam ini saya mendapat teman baru. Namanya Mary, dia duduk di sebelah saya dan dia tinggal di Washington DC (kami berencana untuk bertemu di DC ketika saya ke sana, semoga jadi hehe). We talked a lot, jadi 12 jam flight sangat tidak terasa. Thank you, Mary! Anyway, ayah Mary berasal dari Filipina dan ibunya asli Amerika, maka dari itu seperti ada sentuhan Asia di wajahnya.

Passport saya dan Mary
Saya dan Mary setelah 12 jam penerbangan

Hal yang menarik dari flight kali ini adalah...saya satu-satunya yang pakai hijab. Ketika waktunya makan, pramugari menawarkan beberapa pilihan menu untuk penumpang pesawat, termasuk saya. Alhamdulillah saya berhijab, jadi tidak usah susah-susah bahwa saya tidak bisa makan pork atau daging babi karena pramugarinya sudah mengerti.

"Well, I know you are not eating pork, so I give you seafood pasta instead," katanya ketika mendatangi kursi saya.
Dan di waktu makna yang kedua, dia juga melakukan hal yang sama.
I was very happy and comfortable.

Saya sangat nyaman dengan hijab yang saya gunakan karena hijab ini bahkan melindungi saya sebelum saya mengucapkan kata-kata untuk melindungi diri saya sendiri. Dan ini bukan untuk pertama kalinya. Alhamdulillah.

Setelah 12 jam perjalanan, sampailah saya di Amerika! Lebih tepatnya di Dallas, Texas pada tanggal yang sama, pukul 5 sore waktu Amerika (kalau di Indonesia sudah tanggal 10 Agustus jam 5 pagi).


Dallas, Texas, Amerika ke Little Rock, Arkansas, Amerika
Nama bandara tempat kami mendarat adalah Dallas-Fort Worth (DFW). Walaupun sudah sampai Amerika, saya masih harus menjalani satu penerbangan lagi menuju Little Rock, sekitar satu jam dari Dallas. Saya dan Evelyn harus buru-buru karena kami hanya punya waktu satu jam transit. Padahal bandara di Dallas super besar dan proses imigrasinya super ribet. Harus scan passport, antri imigrasi dan cukai, antri ambil baggage, antri untuk screening sebelum cek in lagi, dan lari-lari ke gate penerbangan kita. Mantap!
tidak sempat ambil foto basgu di Dallas kecuali ini karena kami buru-buru
Tapi satu hal yang saya kagumi dari sistem imigrasi Amerika adalah mereka menggunakan teknologi sepenuhnya dan alurnya sangat mudah dipahami bagi first timer seperti saya.

Ketika saya dan Evelyn berlarian mengejar pesawat, saya berpapasan dengan seorang security wanita yang menggunakan hijab. Dia tersenyum ke arah saya dan mengucapkan salam Assalamu'alaikum dari tempatnya. Sayang sekali saya sedang terburu-buru, jadi saya menjawab salam dan tersenyum balik sambil lari-lari. Kalau tidak, mungkin saya akan menghampirinya dan ngobrol sedikit.

Lagi, saya sangat bersyukur dengan hijab yang saya gunakan. Salam tadi bukan hanya merupakan salam pertama yang saya dapatkan di Amerika, melainkan juga doa pertama.

"Assalamu'alaikum
May the peace be upon you
Semoga keselamatan terlimpah padamu"

Kejadian tersebut sukses membuat saya tersenyum bahagia dan mendapat pelajaran bahwa muslim seluruh dunia adalah saudara, walaupun perbedaan selalu ada.

Sampai di Little Rock, Arkansas, Amerika


Setelah satu jam penerbangan, sampailah kami di Little Rock, sebuah kota kecil di Amerika pada pukul 07.33 malam (tetapi matahari belum tenggelam). Kami dijemput oleh Joyce Taylor, host family kami di sini.


Total penerbangan kali ini adalah 20 jam. Walau begitu, saya berangkat tanggal 9 Agustus 2018 jam 06.45 pagi dan sampai di Amerika pada tanggal 9 Agustus 2018 jam 07.33 malam akibat dari perbedaan waktu 12 jam.



Semoga banyak pelajaran dan cerita yang saya dapatkan dan bisa saya bagi di #27HariAmerika ini.

depan rumah Taylor Family

Joyce Taylor - Johnny Taylor - Evelyn - Saya









1 comment:

Ruhma Syifwa said...

Semangat terus mbak buat Explore ke benua lainnya ! Semoga berkah salam dari Kebumen yaa!