Saturday, 18 August 2012

Merdeka? Atau Merdeka!

Tidak banyak yang perlu dibicarakan selama badan dan pikiran masih bertenaga untuk mengepalkan tangan dan berteriak merdeka. Selama merah putih masih bebas berkibar di sela-sela langit yang terkadang biru lalu oranye lalu hitam, selama itu pula  apa yang harusnya kita lakukan tak akan sesulit dulu. Ya, dulu, lebih dari 67 tahun yang lalu. Katanya, dulu sekumpulan pulau yang sekarang entah bagaimana bernama Indonesia terjajah oleh para pejuang kulit putih untuk negaranya di benua seberang. Apa artinya terjajah? Mungkin terampas atau tidak dimerdekakan, intinya dibalik semua kemungkinan yang ada, Indonesia saat itu merana. Dari buku sejarah yang pernah saya pelajari, Indonesia  benar-benar diperbudakkan oleh kaum penjajah sehingga ya mau tak mau mereka harus mau.
Setelah banyak darah yang tumpah dan ditumpahkan entah secara lembut ataupun kejam entah darah yang baru melekat pada raga ataupun yang memang sudah ingin melebur pada tanah kembali barulah kebahagiaan untuk kubu yang tertindas muncul kepermukaan. Barangkali bila tak ada yang menjajah Indonesia pada kala itu tak ada pula kata merdeka yang dulu katanya diperjuangkan di mana-mana. Jadi apakah harus terimakasih dilontarkan oleh bangsa ini? Hmm sungguh pertanyaan yang sulit. Tapi toh akhirnya Indonesia TIDAK PERNAH DIMERDEKAKAN oleh bangsa apapun, melainkan MEMERDEKAKAN negaranya sendiri. Dapat perbedaannya? 
Yah, beruntunglah kala itu dua kota di Jepang di bom oleh sekutu, bila tidak mungkin keadaannya lain. Terkadang memang benar bahwa kesedihan atau tragedi atau nestapa akan membawa keberuntungan untuk pihak lain. Jadi, masihkah berlaku kalimat 'jangan berhura-hura di atas kesedihan orang lain'? Hmm, Anda lah yang tahu jawabannya. 
 Tidak terlepas dari masa lalu bangsa ini, DIRGAHAYU INDONESIA(KU) KE 67!



No comments: