Terang bulan malam ini tak tampak, tapi tadi pagi ada semangat baru yang tampak. Tadi pagi dengan angka yang melekat pada kertas dan pada ketidakpuasan penilai pada objek yang diberi nilai, Sebuah dan lebih kata meluncur begitu deras dari hari seorang penilai, rasa ketidakpuasan, kekecewaan, dan underestimating, begitulah katanya.
Angka yang terulas pada lembar jawabku memang tidak berbunyi do re mi fa sol dan sekawannya, dan aku bersyukur atas itu. Tapi jelaslah terlihat kekecewaan pada..nya. Ya, padanya. Dan padaku sendiri. Kecewa? Ya. Karena nilai turun? bukan, bukan itu. Kecewa karena mengecewakan orang lain.
Ibarat seorang ibu yang tak mau melihat grafik kemunduran dari seorang anak, dia pun juga. Ya, aku malu karena dibuat malu. Angka yang tertera hanya turun sedikit tapi aku sudah cukup malu mendengar semua ulasannya. Malu. Tuntas memang, tapi ada sesuatu yang mengecewakan walau hanya setitik. Namun apa daya, semua telah berlalu.
Dari sini, kemauan belajarku mulai terasa sedikit demi sedikit. Dari tekanan yang aku dapat tadi pagi, aku belajar untuk belajar. Seolah ada yang berbisik padaku tadi pagi dan menyemangatiku seperti seorang cheerleader, tekanan itu berhasil. Membangunkanku sedikit demi sedikit. Yang terpenting kemauan belajarku mulai tumbuh kembali.
Walaupun belum lurus. Belum lurus niatannya karena hanya berniat belajar untuk tidak malu. Tetap saja ini menjadi sebuah cambukan yang indah, cambukan yang bisa membangunkan saraf-saraf dan hati untuk belajar. Semoga meningkat dan menjadi lurus! Semangat!
No comments:
Post a Comment