Tuesday, 13 November 2012

Tersesat dan Surut

Lalu apa lagi setelah semua ini? Rasa untuk bangkit pun menyurut, rasa untuk berjuang pun entah kemana. Semuanya omong kosong, semuanya. Kemana? Kemana? Kemana? Terbawa oleh apa?
Belajar, apa itu belajar? Padahal hari hampir tenggelam, dua minggu lagi ujian. Tapi hamba butuh dorongan, hamba butuh didorong, hamba butuh. Mungkin bukan dorongan dari dalam diri, bukan. Itu sudah enol, sudah mencoba tapi gagal. Hamba butuh yang lain, hamba butuh. Hamba sungguh tak ingin terjatuh terlampau jauh lagi. Sudah cukup dengan ini semua, hamba gela Gusti, gela!

Tapi bagaimana? Setiap mencoba untuk bangkit pasti selalu jatuh lagi. Setiap coba untuk mengerti pasti mengerti....lalu hilang lagi. Jengah! Jengah! Padahal jalan pun masih panjang, satu taun setengah lagi di SMA dan selebihnya kuliah, bekerja, dan entah apa lagi.Tapi apa? Rumus-rumus itu, teori apalah itu, angaka-angka itu, semuanya seolah memaksa hamba unuk mematahkan arang. Belajar ya belajar, tapi entah bagaimana hati menolak. Harusnya tidak begini bila memang hamba ingin, kan?

Tapi bagaimana? Pilihan itu sudah hilang karena hamba tidak memilih, hamba biarkan alam yang memilih, hamba biarkan yang hamba hormati yang memilih, padahal hamba pun tahu hamba yang harus jalani. Percuma menyesal sekarang, percuma! Hanya ada satu jalan, maju-o! Semuanya sudah ada, tersaji dan bukan untuk disesali. Mungkin memang tersesat, tapi bukan kah setiap tersesat punya jalan kembali? Kembali ke apa yang seharusnya tidak kita sesali. Harus Belajar.

Tapi bagaimana? YTH-pun telah berkata bila pilihan hamba tidak pasti benar, lalu hamba hanya membatin, "apakah pilihan Panjenengan benar buat hamba?" Hati tak kuat oh hati tak kuat, lalu otak hanya berjalan dengan umum. Taukah ke mana rasa ini ingin berlabuh? Ya, ke sana. Bukan kemari. Bukan di sini. Tapi semuanya sudah terjalani seperempatnya, dan tak bisa mundur. Ya, hanya satu jalan, maju-o! Tapi YTH mungkin belum mengerti hamba, dan hamba ciut.

Gusti Allah, bantu ya, tolong bantu. Hamba tak ingin kehilangan cita-cita hamba yang bersebrangan dengan ini. Bantu hamba melewati semua rumusan penghitung apa segala macam ini, bantu hamba untuk jalani SMA hamba, bantu hamba. Bantu hamba menyebrang ke sana, bantu hamba melawan arus, beri jalan. Ya Allah, bila mungkin keluhan ini tidak berguna tolong jadikan berguna. Ini bukan penuh oleh keluhan, ada juga doa-nya.

Gusti Allah ingkang Maha Agung, kula boten mangertos. Hamba memang tidak tahu apa yang hati hamba bisikkan memang cocok untukhamba atau tidak, tapi hati selalu bilang iya. Bila memang hati memang salah bermimpi, tolong luruskan. Bilamana jalan yang sudah tersedia ini, semua rumus dan bangsa-bangsanya adalah jalan hamba, tolong bantu hamba menjalaninnya, tolong bantu hamba ya Allah. Dan terangilah jalan mana yang sekiranya baik buat hamba dan hati.

Jauhkan lah rasa takut pada masa depan dan ketidak bisa bangunan dalam memasang kembali alarm semangat ya Allah. Hamba bahkan rindu hamba yang optimis, bukan yang seperti ini. Hamba rindu.





No comments: