Friday, 20 February 2015

Kalimat Yang Belum Saya Ucapkan Namun Ingin Diucapkan

Norma mengikat kita semua. Satu kalimat yang menjadi penjelas mengapa manusia yang ingin brutal membatasi dirinya. Bila diambil contoh tersederhana, maka norma juga membatasi manusia untuk berkata. Berkata dalam nyata atau hanya sekedar dalam media sosial. 

Pandangan manusia juga sama mengikatnya. Satu kalimat yang menimbulkan pertahanan diri yang kuat untuk mengerem yang ingin dikata. Takut di cap alay, norak, tidak gaul, begitu katanya. Sebegitu besar kah andil sebuah pandangan manusia?

Norma dan pandangan manusia kadang menjenuhkan. Secara sadar pun tidak sadar kita yang buat mereka ada, kita juga yang jengah dibuatnya. Kadang terlalu mengikat, kadang memang harus ada yang diikat. Katanya demi kemaslahatan umat, lalu saya mengamini.

Tapi di sini, saya mencoba melupakan dua hal itu karena saya ingin sekali mengatakan bahwasanya:

tidak setiap mendung akan turun hujan. memang benar. tapi kalau kamu lihat aku mendung, pasti akan ada hujan karena sesungguhnya tidak ada hati selebar langit yang kamu tuankan. 

jangan pernah membukakan pintu bila akhirnya kamu pun yang suruh aku keluar. jangan. lebih baik tutup saja rapat-rapat agar aku tahu kamu hanya mampu menerimaku sebagai pengetuk pintu bukan tamu.

yang terakhir, aku bukan Tuhan. jadi maafkan.




NB: Ketika saya menulis ini, saya berpikir bahwa penggunaan majas akan ditiadakan. Tapi kembali lagi, saya orang jawa yang tidak tega-an. 

No comments: