Ada tempat tapi seperti tak berpenghuni. Katanya atap bocor, lantai tak keramik, cat buruk, kaca retak, dinding tripleks, daya listrik kecil, air sulit mengalir, dan entah apa lagi. Setiap malam, pagi, siang, sore, hanya ada keluhan-keluhan, tanpa kebahagiaan. Mengeluh-lah dia dengan segala kekurangan tempat itu, dia bilang dia tak bahagia malah sengsara, ingin pergi rasanya, cari tempat baru seperti istana. Dia berkata lagi bahwa kebahagiaannya tidak muncul karena dinding tripleks, dan segala yang minim-minim.
Dia-pun memperbaiki ke-'miniman' sana-sini di tempat itu. Tapi lagi-lagi seperti tak berpenghuni. Tak ada kebahagiaan, tetep saja keluhan adanya. Katanya kurang ini, kurang itu. Dia berkata bahwa tempat itu tetap tak cocok baginya.
Bilapun dia memperbaiki tempat itu sampai miliaran uang terkuras, dia tetep tak akan pernah puas. Dia tak akan pernah dapat kebahagiaan di tempat itu. Sungguhpun dia buat tempat itu seperti istana, dia tetap tak puas, tetap tak ada kata 'bahagia'. Bukan renovasi besar-besaran yang dia butuhkan! Tapi satu kata yang harus dia ucapkan dan dia resapi; "Alhamdulillah".
No comments:
Post a Comment