Wednesday, 10 October 2012

Bukan Diam


 Diam lagi tak cukup untuk bilang ‘ya’ dan ‘maaf’. Tapi kali ini cukup, tanpa sepatah pun ‘ya’ dan atau ‘maaf’. Membaca tanpa bukti dalam diam. Mengerti  tanpa arti dalam diam . Menimbun tanpa peti dalam diam. Diam-diam membaca, mengerti, menimbun. Selamat pagi, itukah kamu? Sayangnya bukan aku paranormal yang bisa tahu, menegerti, paham pikirmu. Bila kah diam tetap jadi maumu, izinkan diam berganti, berlalu, dan pulang. Agar kamu tak mau mau diam. Bila masih mau kamu diam, bisakah a-k-u jadi diam? Diam yang jadi maumu bukan diam-diam yang lain. Aku takut mengulang dan dipergikan saat jadi diam. Aku tak takut bila diammu, diamku hanya diam. Aku tak mau bila aku adalah diam dan kamu berganti jadi bising, karena bising bukan diam, ataupun menjadi maumu yang bukan diam. Apapun ketidakpastian itu, bisakah diam pergi? Hanya sejenak, aku janji. Tolong tunda diam yang maumu, aku ingin katakana sesuatu…. “kala nanti, kapanpun bisa diammu berganti dan mengerti ini, tolong katakan pada amplop dan pena bahwa diammu mengerti”…Karena aku bukan diam.

No comments: