Tuesday, 2 October 2012

Membeda








Bila benar berbeda adalah baik, tapi mengapa masih saja sesuatu berbeda pasti asing? Bila benar kapur pink di antara biru adalah baik, mengapa coklat di antara putih tak tampak seperti sebuah kebaikan. Sebenarnya apa yang diminta oleh kata berbeda? Ataukah memang hanya paradigma orang yang kurang memerhatikan rasa yang mengutarakan bahwa berbeda adalah beda, sejenis asing dan menjurus ke tidak penting, seperti itukah?  Bila memang begitu adanya, butuhlah sesuatu yang dapat mengubahnya. Tapi tetap saja, yang namanya mengubah tak semudah merusaknya, ah bukan tak semudah menerimanya. Mengubah paradigma manusia sejenis penggemar Einsten tidak akan semudah mengubah paradigma penggemar sebuah klub sepakbola. Keras. Ketika apa yang jadi pendiriannya teguh, sudahlah lebih baik pergi dan cari orang lain untuk dipercayakan. Namun tentang ini, tentang perbedaan, bukan lagi masalah keras atau tidaknya sebuah objek, tapi tentang hati! Sekeras apapun manusia pasti dan yakinlah ada hati yang masih berfungsi walau hanya sekelumit. Penghancuran harga diri di depan masal oleh oknum yang benci perbedaan hanya karena sang subjek adalah berbeda adalah menyakitkan dan itulah sejenis penggenar Einstein walau tidak semua. Entah berapa IQ yang mereka punya tapi entah berapa hati yang mereka gunakan untuk bertindak, mungkin tidak sepadan dan jelaslah mereka.



Baginya mungkin tidak penting memikirkan siapapun yang berbeda, pikir hanya berbeda dan tidak berguna. Tapi bagaimana bila adalah seorang makhluk bumi yang berakal ditakdirkan berbeda bukan membeda? Bagaimana bila ia tak ingin menjadi beda tapi takdir tak berbanding lurus dengan yang ia inginkan? Bagaimana bila ia menyebutnya dengan sebuah kelemahan? Padahal toh takdir. Itukah mesih ingin dikata berbeda tak berguna? Ketika perbedaan disebut sebagai kelemahan oleh seorang makhluk keturunan adah ataupun hawa, maka matilah semua itu baru sama. Kau pikir hidup selalu pertimbangkan kata korsa ya, padahal ada hal yang harus membeda dan tercipta berbeda. Mau salahkan yang punya perbedaan? Hadapi Tuhannya! Apa yang disebut lemah bukan berbeda. Ketika sebuah krayon kuning menelantarkan diri di antara sekin penuh krayon berwarna hijau itu bukan kelemahan. Ketika seorang yang gendut berdiri di antara manusia langsing yang penuh pada cover-cover majalah itu bukan kelemahan. Ketika manusia berkulit sawo matang berkaca di antara sekian ratus yang berwarna putih pucat itu bukan juga kelemahan. Itu adalah harmoni. Ingin tahu apa yang dimaksud kelemahan? Lanjutkanlah!

Bila semua krayon berwarna emas, siapa yang akan memberi warna pada langit? Bila semua manusia berkulit sesama putih, akan banyak perusahaan yang tutup usaha. Bila semua wanita adalah langsing, lalu siapa yang akan membeli baju berukuran XXL? Bila semua pejabat harus menggunakan kemeja berdasi berjas dan sangat formala dari luar, lalu siapakah yang akan menjadi pemakai baju kotak-kotak? Bila dunia butuh yang sama, untuk apa Tuhan menciptakan perbedaan? Hanya karena takut dijatuhkan ataupun dicemooh oleh makhluk apatis bukanlah sebuah alasan untuk takut menjadi berbeda atau menerima perbedaan itu. Dunia ini tidak butuh sesuatu yang biasa, yang berbeda. Biar sistem bereaksi dengan apapun dan lingkungan ambil pusing biarkan! Biar makhluk lain mengulas kata berbeda yang mereka tak punya, biar saja, mereka bukan lah Tuhan yang dapat mengubah hidup. Mereka hanya paku yang seharusnya disingkirkan bila ingin berjalan dengan selamat. Terimalah perbedaan dan katakan pada para ‘paku berkarat’,” I’m different, what’s wrong?”




No comments: